Palembang, (Metropolis.co.id) – Warga Palembang diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan. Selain karena pekerjaan konstruksi di beberapa anak sungai, genangan air maupun banjir yang terjadi kemarin saat hujan deras karena sampah yang menghambat saluran air atau drainase.
Hal ini dikemukakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Palembang, Ahmad Bastari, Jumat (3/9). “Hampir semua titik banjir kemarin dipenuhi sampah,” ujarnya.
Bastari menyebutkan, tumpukan sampah di drainase menghambat aliran air, apalagi saat debit air sedang tinggi. Sehingga air meluap dan menjadi genangan bahkan banjir.
Setiap hari kita mengangkut sekitar 75 kubik sampah dari saluran air, baik sungai maupun kolam retensi. Semuanya sampah rumah tangga, seperti plastik.
Bastari menambahkan, dinasnya mengerahkan 15 mobil dump truck pengangkut sampah yang beroperasi setiap hari, untuk mengangkut sampah dari saluran air. Hanya saja, jumlah personel tidak sebanding dengan banyaknya sampah di saluran air.
“Kita berharap kesadaran dari masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di saluran air. Karena jika saluran lancar, dapat meminimalisir genangan air,” ujar Bastari.
Dinas PUPR Palembang, kata Bastari, terus terus mencari penyebab genangan air yang terjadi di beberapa ruas jalan.
Mulai dari Jalan Kapten A.Rivai, Jalan Dempo, Jalan R Sukamto, Jalan Abdul Rozak, Jalan Mayor Salim Batubara dan beberapa titik jalan. Seperti genangan air yang terjadi di Jalan Kapten A.Rivai dan sekitar kantor Gubernur.
Selain kapasitas pompa masih kurang, ada sedimentasi sisa konstruksi. Dari pihak Pemprov akan membantu untuk penambahan pompa.
Menurut dia, banjir yang terjadi di Jalan Kapten A. Rivai cukup parah, karena memang kapasitas pompa saat ini masih kurang.
“Harusnya kapasitas yang kita butuhkan lagi 2000 liter per detik, sekarang baru 1000 liter per detik. Jadi idealnya ada tiga pompa.” katanya.
Selain penanganan di Jalan Kapten A. Rivai, titik banjir yang cukup parah terjadi di kawasan Ajendam atau Jalan Urip Sumoharjo, Ilir Timur II Palembang.
Karena memang kawasan tersebut memutuhkan rumah pompa induk. Di mana, kebutuhan rumah pompa di muara Sungai Buah, diperkirakan dengan luasan 1/3 dari pompa sungai Bendung.
Artinya daya sedot pompa 12.000 liter per detik dengan kebutuhan lahan sekitar 1000 hektare.
Harapannya Pusri bisa membantu pembuatan pompa induk, tapi belum ada tanggapan. Karena muara sungai buah ada di area pabrik Pusri.
“Mudah-mudahan Pusri bisa cepat membuat pompanisasi, sehingga akan sangat terasa manfaatnya bagi masyarakat di aliran Sungai Buah,” kata Bastari.
Ridho
Komentar