Prof Bagir Manan: ‘Tak Ada Pers Bebas Yang Sebebas-Bebasnya’

Nasional379 Dilihat

Jakarta, (Metropolis.co.id) – Dewan Pers periode 2010-2016, Prof Bagir Manan, meluncurkan buku dengan judul Problematika Pers dan Kualitas Demokrasi. Peluncuran buku dilakukan di Hall Dewan Pers senin lalu.

Acara peluncuran buku yang dibuka oleh Plt Ketua Dewan Pers, M Agung Dharmajaya, itu juga diikuti dengan diskusi serta bedah buku. Diskusi itu dipandu oleh Wina Armada yang juga mantan anggota Dewan Pers.

Dalam penjelasannya, Bagir Manan mengutarakan, tidak ada pers bebas yang sebebas-bebasnya.

“Kebebasan tidak akan mengurangi tanggung jawab kita,” tutur mantan ketua Mahkamah Agung tersebut.

Dia menambahkan, pers bebas hanya ada di alam demokrasi dan negara yang memegang teguh hukum sebagai pedoman. Pers dan karya jurnalistik adalah produk intelektual. Itu sebabnya dia berharap jurnalis senantiasa ada di dalam lingkungan atau atmosfir intelektual.

Menurut Bagir, intelektualitas dibatasi oleh etika. Selain itu, intelektualitas juga memerlukan keberanian. “Para pemberani itulah yang menjadi simbol keadilan dan kebenaran,” ujarnya.

“Saya teringat tokoh pers almarhum Mochtar Lubis. Dia selama tujuh tahun berada dalam penjara tanpa proses hukum. Dia dipenjara karena tulisannya untuk menegakkan keadilan dan kebenaran,” paparnya.

Sejalan dengan pandangan itu, Bagir juga menjelaskan bahwa tulisan-tulisan yang dibuatnya senantiasa mengacu pada hal-hal prinsip untuk mencapai tujuan bernegara. Ia berharap hal tersebut juga menjadi pijakan wartawan dalam berkarya.

“Tulisan saya senantiasa berpegang pada prinsip keadilan sosial, demokrasi, dan kesejahteraan umum. Ini yang selalu mewarnai setiap tulisan saya,”paparnya.

Sebagaimana informasi yang diperoleh dari narahubung Asmono Wikan, Ketua Komisi Pemberdayaan Organisasi, bahwa penerbitan buku setebal 157 halaman ini merupakan rekomendasi dari Prof Azyumardi Azra saat menjabat sebagai ketua dewan pers. Pada tanggal 4 Juli 2022, Prof Azra meminta naskah Prof Bagir Manan tersebut dibukukan.

“Naskah Prof Bagir sangat bagus bagi Dewan Pers, konstituen, dan komunitas/warga jurnalis. Isi dan substansinya sangat relevan/kontekstual dengan dinamika pers dan politik sekarang,” kata Prof Azra dalam coretan yang ditujukan untuk Prof Bagir dan Sekretariat dewan Pers.

Dalam diskusi dan bedah buku tersebut, hadir anggota Dewan Pers: Atmaji Sapto Anggoro, Ketua Komisi Kemitraan dan Infrastruktur Organisasi dan Ninik Rahayu, Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Pers. Hadir pula beberapa tokoh pers, Bambang Harimurti, Stanley Adi Prasetyo, Marah Sakti Siregar, Janet E Steele, Abdullah Alamudi, serta ahli hukum Luhut MP Pangaribuan.

Red

Komentar